A. Pengertian
Keterampilan Menulis
Apakah benar, kemampuan menulis itu ditentukan oleh
bakat? Jika ditelaah pengertian bakat, adalah kemampuan yang dimilki dan
dibawa seseorang sejak lahir.
Sedangkan keterampilan menulis adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil.
Sedangkan keterampilan menulis adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil.
Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis (simbol grafis) agar dapat dipahami maksud dan isinya oleh orang lain, dalam hal ini oleh pembaca.
B. Hubungan
Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang Lain
1. Hubungan menulis dengan membaca.
Menulis dan
membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis
diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan.
Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai
pembaca dan pembaca sebagai penulis (Tompskin dan Hosskisson, 1995 ).
Penulis sebagai pembaca, Artinya, ketika aktifitas menulis berlangsung si penulis membaca karangannya. Ia membayangkan dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak saji, serta apakah tulisannya menarik dan enak dibaca.
Penulis pun melakukan berbagai kegiatan membaca lainnya.
Ia membaca karya penulis lain untuk mendapatkan ide dan informasi, menemukan,
dan memecahkan masalah, juga mempelajari bagaimana pengarang menyajikan dan
mengolah tulisannya. Kualitas pengalaman membaca ini akan mempengaruhi
keberhasilan dalam menulis.
Pembaca sebagai penulis, Artinya, ketika berlangsung
kegiatan membaca, pembaca melakukan aktifitas seperti yang dilakukan penulis.
Pembaca menemukan topik dan tujuan penulisan, gagasan dan kaitan antar gagasan,
dan kejelasan uraian. Dia menganalisa atau merekonstruksi dengan membayangkan
apa yang dimaksudkan dan diinginkan penulisnya sehingga pesan yang penulis
sampaikan dapat ditangkap dengan baik.
2. Hubungan menulis dengan menyimak
Pada saat menulis, seseorang membutuhkan inspirasi,
ide, atau informasi untuk tulisannya. Informasi dapat diperoleh dari berbagai
sumber : sumber tercetak, seperti buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
Juga dari sumber tak tercetak seperti radio, televisi, wawancara, diskusi, dan
lain-lain. Jika dari sumber tercetak informasi diperoleh dengan cara membaca,
maka dari sumber tak tercetak perolehan informasi dilakukan dengan cara
menyimak.
Melalui kegiatan menyimak penulis tidak hanya
memperoleh ide atau informasi saja, tetapi juga menginspirasi tata saji dan
penyampaian lisan yang menarik hatinya, yang berguna untuk aktifitas
menulisnya.
3. Hubungan menulis dengan berbicara
Antara menulis dan berbicara keduanya merupakan
keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif. Artinya penulis dan
pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain.
Keduanya harus mengambil sejumlah keputusan berkaitan dengan topik, tujuan,
jenis informasi yang akan disampaikan, serta cara penyampaiannya sesuai dengan
sasaran ( pembaca dan pendengar ) dan corak teksnya ( eksposisi, narasi,
deskripsi, argumentasi, dan persuasi ).
C. Jenis-Jenis
Menulis
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan
berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah
kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari
produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang
kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu;
karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu persatu.
1. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi maka, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Dikembangkan lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran penjelas tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa rincian yang diperlukan. Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh tulisan Eksposisi:
1. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi maka, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Dikembangkan lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran penjelas tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa rincian yang diperlukan. Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh tulisan Eksposisi:
Bertahun-tahun aku mengeluti usaha ini dengan sabar.
Sebagai pengusaha kecil yang bermodal kecil. Aku menghadapi berbagai macam
tantangan. Persaingan dengan pengusaha-pengusaha lain yang bermodal besar yang
sering berjalan tidak sehat hampir-hampir membuat aku putus asa. Tetapi aku telah
bertekad tidak akan mundurdalam berusaha. Sedikit demi sedikit perusahaanku
memperoleh kemajuan. Salah satu prinsip dalam kemajuan dalam memajukan
perausahaanku adalah ” melayani konsumen” aku harus dapat melayani mereka
sabaik-baiknya. Mutu produksi selalu kujaga benar. Harga tetap aku kuusahakan
agar tidak melebihi harga produksi serupadari perusahaan lain. Sekarang,
alhamdulillah perusahaanku sudah masuk dalam kelompok usaha menengah, aku tidak
mengalami kesulitan modal lagi. Pemasaran hasil produksi bisa lancar. Tantangan
– tantangan bukanlah tidak ada. Selama perususahaan masih berjalan, selama itu
pula tantangan perusahaan pasti ada. Tantangan itu bisa muncul dari dalam
perusahaan itu sendiri, maupun dari luar. Tetapi aku yakin, kalau dalam perusahaan
menjadi seperti sekarang ini, tentu dalam masa sekarang ini aku akan dapat
menghadapi tantangan-tantangan itu dengan baik. Bagiku tantangan itu merupakan
hak yang menarik untuk diselesaikan, bukan sesuatu yang mesti aku takuti. Aku
yakin kita berusaha dengan sungguh-sungguh dengan jalan yang benar, tentu Tuhan
akan membukakan pintu keberhasilan bagi kita.
2. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)
Contoh Deskripsi:
Kuamati penampilanku sendiri pada cermin besar itu.
Tampak di seberang kaca, seorang pemuda berwajah kasar.,sepasang mata
menyala-nyala, bergairah, tapi dalam lingkungan roman muka yang ... ya, siapa
pun tidak perlu berkhayal terlalu jauh untuk mampu menemukan persamaannya
dengan moncong seekor anjing Buldog. Tidak itu saja, tubuh yang kukuh kekar,
pendek berotot, lengan dengan bisep bak paha pemain sepak bola, dada bidang
menambah-nambah imajinasi orang yang melihatnya, bahwa aku ini tak ubahnya
seperti seekor anjing Buldog saja.
3. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).
Contoh:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh
memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian,
kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya.
Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung yang terletak di
pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis
berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam
pelukanku (Pusat Bahasa .2003. 47).
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
Contoh:
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta
cenderung menurun. Hal ini terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya
yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat
kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat
tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003. 45).
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
D. Aplikasi
dalam pembelajaran
Pengajaran
keterampilan menulis secara intensif baru diberikan di kelas 3 dan 4 dalam
bentuk materi paragraf dan karangan. Di kelas 3, pembelajar memperoleh matari
paragraf, karangan bebas dengan tata tulisnya (ejaan). Secara garis besar
materi paragraf terdiri atas
(1) pengenalan paragraf
secara umum;
(2) pengenalan paragraf
deduktif;
(3) pengenalan paragraf
induktif;
(4) pengenalan paragraf
deduktif-induktif;
(5) pengenalan karangan
bebas dengan jumlah paragraf terbatas.
Materi
paragraf secara bertahap disajikan melalui pengenalan dan pemahaman unsur yang
membangun paragraf sampai pembuatan paragraf. Rinciannya sebagai berikut:
(a) gagasan utama
(topik) dan kalimat utama;
(b) gagasan penjelas
dan kalimat penjelas;
(c) alat kohesi
paragraf, yang meliputi kata ganti, kata kunci, kata hubung (transisi);
(d) koherensi paragraf
(keterkaitan dan kesinambungan gagasan);
(e) paragraf utuh.
Pembelajar
berlatih menyusun paragraf secara bertahap dengan urutan sebagai berikut:
(a) berlatih
mengembangkan gagasan utama menjadi kalimat topik;
(b) berlatih
mengembangkan gagasan penjelas menjadi kalimat penjelas;
(c) berlatih melengkapi
paragraf dengan kalimat topik;
(d) berlatih menyusun
paragraf dari kalimat yang tersedia;
(e) berlatih
mengembangkan kalimat topik menjadi paragraf;
(f) berlatih menulis
paragraf secara utuh;
(g) berlatih menyusun
karangan dari paragaraf yang ada;
(h) berlatih menyusun
karangan secara utuh;
Paragraf
atau karangan yang telah disusun pembelajar, kemudian diperiksa oleh pengajar
satu per satu. Setelah itu, tulisan mereka dibacakan di dalam kelas, disimak
pembelajar lain, dan didiskusikan di antara mereka. Prosedur ini dilakukan untuk
menumbuhkan kompetisi positif di antara mereka. Sesekali mereka ditugasi
menulis karangan di rumah.
Dalam
pengajaran materi menulis ini masih sering ditemukan kendala. Kendala yang
dimaksud adalah masih sering ditemukannya kesalahan menulis kata, kesalahan
membentuk kata berafiks, kesalahan menyusun kalimat, kesalahan dalam kohesi dan
koherensi paragraf, dan kesalahan penggunaan ejaan. Dengan cara memeriksa hasil
tulisan mereka dan menunjukkan kesalahan tersebut, kesalahan ini
sedikit-sedikit bisa dikurangi. Pengajar sering harus menjelaskan kembali
materi yang sudah diajarkan sebelumnya akibat terjadinya kesalahan dalam proses
kreatif ini.
Kecakapan
dan minat pembelajar untuk menulis bervariasi. Untuk itu, pembelajar perlu
mengadakan pendekatan kepada perseorangan untuk mengetahui letak kendalanya.
Karena motivasi pembelajar mengikuti program tidak sama, bisa jadi hal ini
berpengaruh terhadap setiap bentuk kegiatan belajar-mengajar, di antaranya
menulis. Pembelajar harus terus diberi motivasi agar dapat mengikuti setiap
tahap kegiatan.